Berita  

Kota Terkotor di Indonesia: Daftar Tahun Ini Dirilis

Bukan Sekadar Gelar: Menguak Realita Tantangan Kebersihan Kota di Indonesia dan Mengapa ‘Daftar Terkotor’ Tak Pernah Resmi Dirilis

Isu kebersihan perkotaan adalah cerminan kompleksitas kehidupan modern. Setiap tahun, perhatian publik selalu tertuju pada kualitas lingkungan kota-kota di Indonesia. Pertanyaan "kota mana yang paling bersih?" seringkali diikuti oleh "lalu, kota mana yang paling kotor?" Sebuah pertanyaan yang, pada kenyataannya, jauh lebih rumit dan sensitif untuk dijawab.

Mengapa Tidak Ada ‘Daftar Kota Terkotor’ Resmi?

Penting untuk dipahami bahwa pemerintah, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tidak pernah secara resmi merilis daftar kota-kota yang dikategorikan sebagai "terkotor." Pendekatan pemerintah cenderung bersifat positif, yaitu dengan memberikan apresiasi kepada kota-kota yang berhasil mengelola lingkungan dengan baik melalui Program Adipura.

Adipura adalah penghargaan bagi kota yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Kriterianya sangat komprehensif, meliputi pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, kualitas air, partisipasi masyarakat, hingga inovasi dalam kebijakan lingkungan. Kota-kota yang menerima Adipura adalah mereka yang memenuhi standar tinggi ini. Sebaliknya, kota-kota yang tidak menerima Adipura, atau bahkan konsisten tidak masuk dalam nominasi, secara implisit adalah kota-kota yang masih bergumul dengan masalah kebersihan dan pengelolaan lingkungan. Namun, tidak ada peringkat "terkotor" yang diumumkan.

Mengapa demikian?

  1. Pendekatan Konstruktif: Pemerintah lebih memilih pendekatan yang mendorong perbaikan daripada memberikan label negatif yang bisa mematikan semangat.
  2. Sensitivitas Sosial dan Ekonomi: Label "terkotor" bisa berdampak buruk pada citra kota, investasi, dan pariwisata, serta menimbulkan stigmatisasi bagi penduduknya.
  3. Variabel yang Kompleks: Kebersihan kota adalah hasil dari interaksi banyak faktor (geografis, demografis, ekonomi, sosial, budaya, politik) yang sangat dinamis. Sulit untuk membuat daftar statis yang adil.

Menelisik Indikator "Kota yang Bergumul dengan Kebersihan" Tahun Ini

Meskipun tidak ada daftar resmi, kita bisa menelisik kota-kota yang berpotensi menghadapi tantangan besar dalam kebersihan berdasarkan beberapa indikator umum yang sering disoroti publik dan media:

  1. Volume Sampah yang Tidak Terkelola: Kota-kota besar dengan populasi padat seringkali menghasilkan volume sampah yang fantastis. Jika sistem pengumpulan, pemilahan, dan pemrosesan sampah (TPA) tidak memadai, sampah akan menumpuk di jalanan, sungai, atau lahan kosong.
  2. Tingkat Pencemaran Sungai dan Saluran Air: Banyak kota di Indonesia masih menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan sampah atau limbah rumah tangga. Kondisi sungai yang kotor, penuh sampah, dan berbau adalah indikator kuat masalah kebersihan.
  3. Infrastruktur Sanitasi yang Buruk: Di beberapa area perkotaan, terutama permukiman padat dan kumuh, akses terhadap sanitasi layak masih menjadi masalah. Hal ini berkontribusi pada penyebaran penyakit dan lingkungan yang tidak sehat.
  4. Minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Kualitas Udara: Kota yang kotor tidak hanya soal sampah, tetapi juga kualitas udara. Kurangnya RTH dan tingginya polusi udara dari kendaraan atau industri juga menjadi indikator kota yang "tidak sehat" secara lingkungan.
  5. Partisipasi Masyarakat yang Rendah: Kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Jika kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, memilah sampah, atau menjaga lingkungan sekitar masih rendah, upaya pemerintah akan sia-sia.
  6. Ketersediaan TPA yang Overload: Banyak TPA di Indonesia yang sudah kelebihan kapasitas, bahkan beberapa di antaranya belum menerapkan sistem sanitary landfill yang memadai, sehingga menimbulkan masalah lingkungan baru.

Berdasarkan indikator-indikator ini, kota-kota dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, industrialisasi tinggi, dan minimnya anggaran atau komitmen pemerintah daerah terhadap pengelolaan lingkungan, cenderung menjadi wilayah yang paling bergumul dengan kebersihan.

Tantangan Utama yang Dihadapi Kota-kota di Indonesia:

  • Peningkatan Volume Sampah: Gaya hidup konsumtif dan penggunaan plastik sekali pakai yang masif.
  • Keterbatasan Lahan TPA: Sulit mencari lokasi TPA baru yang representatif dan diterima masyarakat.
  • Lemahnya Penegakan Hukum: Aturan tentang kebersihan seringkali tidak ditegakkan secara konsisten.
  • Minimnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Perubahan perilaku adalah kunci, namun sulit diwujudkan secara masif.
  • Koordinasi Antar Sektor: Pengelolaan sampah dan lingkungan membutuhkan koordinasi lintas sektor yang kuat.
  • Perubahan Iklim: Banjir yang semakin sering terjadi memperparah kondisi kebersihan dengan menyebarkan sampah dan limbah.

Menuju Indonesia yang Lebih Bersih: Bukan Sekadar Gelar, Tapi Aksi Nyata

Alih-alih berfokus pada label "terkotor," energi kita seharusnya diarahkan pada solusi dan perbaikan. Setiap kota, tanpa terkecuali, memiliki potensi untuk menjadi lebih bersih. Ini memerlukan:

  1. Komitmen Kuat Pemerintah Daerah: Kebijakan yang jelas, anggaran yang memadai, dan inovasi dalam pengelolaan sampah (misalnya, bank sampah, waste-to-energy).
  2. Partisipasi Aktif Masyarakat: Edukasi sejak dini, gerakan kebersihan lingkungan, serta praktik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Peran Sektor Swasta: Investasi dalam teknologi pengelolaan limbah dan inisiatif corporate social responsibility (CSR) yang berfokus pada lingkungan.
  4. Penegakan Aturan yang Konsisten: Sanksi tegas bagi pelanggar dan insentif bagi mereka yang menjaga kebersihan.
  5. Pengembangan Infrastruktur yang Berkelanjutan: Pembangunan TPA yang modern, sistem sanitasi yang terintegrasi, dan perluasan ruang terbuka hijau.

Pada akhirnya, kebersihan sebuah kota bukanlah sekadar gelar atau label, melainkan cerminan dari budaya, kesadaran, dan komitmen seluruh elemen di dalamnya. Tahun ini dan tahun-tahun mendatang, tantangan kebersihan kota akan terus ada. Namun, dengan kolaborasi dan kesadaran kolektif, impian akan kota-kota yang bersih, sehat, dan nyaman di Indonesia pasti bisa terwujud.

Exit mobile version